Bulan Nopember 2010 ini banyak sekali kejadian yang tidak mungkin terlupakan oleh hampir semua orang. Selain kejadian Tsunami di Mentawai, Merapi yg meletus, banjir bandang di Wasior, dll. Lalu ada beberaap tanggal penting yang diperingati setiap tahunnya, yaitu Hari Pahlawan, 10 Nopember. Tujuh hari kemudian, 17 Nopember 2010, akan ada Hari Raya Idhul Adha, atau bagi kaum muslim sering disebut dengan lebaran haji atau hari raya Qurban (berkorban dengan cara menyembelih hewan kurban).
Apa kaitanya dgn Prodi Teknik Informatika, Fasilkom, UMB?
Sepintas memang tidak ada. Tapi jika kita lihat dari sudut pandang lain, atau bahasa kerennya orang kulon bilang ‘out of the box’ ada sesuatu yang saya rasa sangat terkait. Sehubungan dengan kejadian-kejadian belakangan ini di Prodi Teknik Informatika. Mungkin beberapa teman-teman di Prodi yang masih bertahan masih ingat sejarah dan cita-cita mulia Teknik Informatika & Sistem Informasi untuk membentuk sendiri sebuah Fakultas, Fasilkom. Bisa dikatakan kita semua memiliki masa sejarah yang sama. Sehingga cita-cita dan mimpi itu sangat kuat sekali mendorong kami untuk merealisasikannya. Tapi apa yang terjadi setelah perjuangan mewujudkan mimpi itu? Seharusnya mimpi itu dilanjutkan dengan mimpi indah lainnya. Seperti menjadikan Prodi Teknik Informatika mendapatkan akreditasi ‘B’ atau ‘A’. That’s the goals. Artinya begitu banyak hal-hal yang harus dibenahi agar mimpi itu menjadi wujud.
Diperlukan ‘Pejuang’ yang handal dalam mewujudkan mimpi akreditasi itu. Para Pejuang sepertinya mulai keletihan. Atau sudah mulai luntur semangat perjuangan mewujudkan akreditasi. Tidak seperti dahulu seperti semangat membentuk Fasilkom. Mungkin hal ini dikarenakan adanya semangat yang lain. Mungkin beberapa teman2 terjangkit penyakit ‘hati’, ‘pesimis’, atau ‘cuex’. Semangat mementingkan diri sendiri atau ‘Ana’ (Bahasa Arab artinya saya) lebih penting dari ‘Kita/Kami’. Sehingga muncul sifat-sifat ‘Ananiah’ (Keakuan). Ananiah = Onani = Egois. Hanya mementingkan kenikmatan semu semata. Beberapa fakta telah menunjukkan adanya gejala penuruan semangat ini. Beberapa dosen yang diangkat sebagai PIC pada akreditasi selalu sibuk dengan urusannya sendiri (pribadi).
Prodi jadi Korban?
Sekali lagi, Prodi Teknik Informatika menjadi kurban atau korban dari para pejuang yang seharusnya membawa bendera Teknik Informatika ke medan tempur, tapi malah sebaliknya. Senjata, bendera ditinggalkan di gudang. Malah membawa bendera lain ke medan tempur lain. Yang sejatinya. setiap dosen Teknik Informatika bersama-sama ‘beribadah’ di tempat atau sarana yang telah diberikan, yaitu Prodi Teknik Informatika. Dan pandangan (visi) menghadap ke kiblat (memajukan Teknik Informatika). Bukannya membelakangi ‘kiblat’ (meninggalkan Teknik Informatika).
Lalu siapakah yang akan menjadi Pahlawan?
Siapakah yang sanggup berkurban (berkorban)?
Siapakah/Apa yang mau dikurbankan(berkorban) ?
Sebelum menunjuk atau menjawab, saya sudah berkurban (berkorban) terlebih dahulu. Bagaimana dengan Anda sebagai Dosen Teknik Informatika? Anda sebagai Teman Sejawat? Anda sebagai Mahasiswa? dan Anda sebagai Pejabat?