Pada postingan kali ini, yuk sama-sama kita belajar mengenali diri sendiri dan identitas diri. Tulisan ini saya buat juga sebagai refleksi diri atau pengingat buat diri saya pribadi, khususnya.
Langsung saja, yuuk kita bahas dulu tentang identitas diri.
Ada teori yang menarik tentang apa itu ‘identitas’. Seseorang akan mampu merumuskan dirinya dan menegaskan identitasnya kalau dia punya 3 hal ini dalam dirinya. Hal yang pertama adalah self-esteem, yang kedua self-worth, dan yang ketiga self-opinion.
Maksudnya apa sih self-esteem itu?
Self-esteem itu sering diterjemahkan sebagai kebanggaan diri. Kita dalam hidup ini memiliki pandangan, pemikiran, atau passion tentang diri kita. Jadi orang itu mengerti dirinya, bisa memahami dirinya. Nah orang yang ngerti dan memahami diri ini kemudian dia akan memiliki kebanggaan terhadap dirinya. Kebanggaan diri nanti bisa melahirkan self-love atau rasa cinta pada dirinya.
Yang kedua apa itu self-worth?
Self-worth itu adalah menilai/menghargai dirinya sendiri. Setiap individu memang memiliki tingkat kepercayaan diri yang berbeda. Sehingga, cara mereka memandang self-worth pun berbeda-beda pada setiap individu. Padahal, self-worth adalah pikiran dan persepsi positif yang harus ditanamkan oleh orang-orang agar dapat berkembang dalam studinya, kariernya dan dalam hidupnya. Ada yang bilang juga, bahwa self-worth adalah salah satu bentuk apresiasi yang menghargai diri sendiri dengan mengetahui bahwa saya berharga, kamu berharga, Anda berharga. Rasa menghargai diri sendiri ini muncul dari perasaan dan kepercayaan bahwa saya/Anda/kamu memiliki kualitas yang baik dan telah meraih banyak hal positif di dalam hidup.
Yang ketiga, apa itu self-opinion ?
Self-opinion opinion itu bagaimana kita menilai diri kita. Jadi bagaimana kita punya nilai pada diri kita dan kita punya judgement, punya penilaian. Misalnya, Oh…saya itu orangnya sebenarnya sabar kok kalau kalian tidak keterlaluan. Atau saya itu orangnya Easy-going saja. yuk jalanin saja. Nah ini namanya self-opinion. Jadi kita punya persepsi tentang diri sendiri. Self-opinion punya nilai penghargaan terhadap diri sendiri dan punya kebanggaan terhadap diri sendiri.
Ketiga hal tersebut akan menjadi variabel utama atau menjadi basis bagi pembangunan identitas diri kita. Jadi ya tidak mungkin kita bisa menegaskan diri kita, menegaskan keberadaan kita, kalau kita tidak mengenal siapa diri kita, kalau kita tidak menghargai diri kita, kalau kita tidak bangga tentang diri kita. Awalnya bangga itu mestinya mengerti dan menghargai diri kita. Ini nanti menjadi dasar dari self-esteem, self-worth dan self opinion.
Ada sebuah quote dari Goethe, orang yang mudah dalam hidupnyanya artinya orang yang punya identitas diri, maka dia bisa bergerak. Nah untuk bisa punya identitas, syaratnya ada tiga aspek ini. Kalau tidak punya ketiga hal tersebut, orang itu tidak punya identitas, tidak punya self-esteem, tidak punya self-worth dan tidak punya self-opinion.
Kalau kita ingat quote Goethe, bisa disimpulkan bahwa orang itu sulit untuk menjadi sesuatu atau melakukan sesuatu. Orang yang tidak punya self-esteem, misalnya tidak punya konsep, tidak punya kebanggaan, tidak punya nilai tentang dirinya. Contohnya orang yang menganggap dirinya rendah, menganggap dirinya tidak penting. Siapa lah aku ini? Aku hanya orang biasa….dan lain sebagainya dalam makna yang sebenarnya, bukan sekedar untuk rendah hati, atau menghargai perasaan orang lain demi sopan santun. Kadang-kadang kita punya pikiran memang apalah saya ini tapi demi sopan santun. Kalau demi etika sopan santun, yah tidak masalah. Tapi jangan sampai kita bener-bener tidak punya nilai, tidak punya kebanggaan, tidak punya respect terhadap diri kita sendiri. Karena pasti itu akan jadi awal kegagalan. Kalau orang yang low self-esteem atau orang yang kebanggaan dirinya rendah, itu biasanya dia negatif expectation atau expectancies . Jadi harapan-harapannya serba negatif. Orang yang tidak percaya diri, tidak respek terhadap dirinya, tidak menganggap dirinya bernilai, dan dia merasa tidak bisa apa-apa, dia merasa tidak mampu apa-apa, dia merasa tidak mungkin menghasilkan apa-apa. Jadi pikiran-pikirannya negatif. Apa aku bisa yah ? Siapa sih aku ini ? Apa aku mampu ?
Semua berawal dari low self-esteem tadi karena dia menilai dirinya terlalu rendah. Kalau orang pikirannya serba negatif seperti itu….selanjutnya pasti low-effort, males, tidak akan sungguh-sungguh bekerja, berkarya, melakukan sesuatu. Karena dia punya ketakutan, punya kecemasan yang tinggi tentang dirinya. Karena negatif, ya cemas. Apa aku bisa sukses ? Sukses dalam studi ? Sukses dalam karir? Apa aku mampu untuk berhasil ? Apa ada jalan keluar dari masalahku ? Orang yang pikirannya seperti ini, kalau dia melakukan sesuatu tentunya tidak sungguh-sungguh. Dia tidak memberikan yang terbaik dalam hidupnya. Upaya-upaya nya tidak maksimal. Akhirnya apa ? KEGAGALAN. Failure. Jadi benar-benar dia tidak bisa. Beneran dia tidak produktif. Beneran dia tidak berhasil. Kenapa ? Karena dia tidak sungguh-sungguh. Kenapa tidak sungguh-sungguh ? Karena pikirannya serba negatif, serba cemas, serba takut. Kenapa dia negatif, serba cemas, serba takut ? Karena dia tidak bangga dengan dirinya. Dia menilai dirinya terlalu rendah dan pada akhirnya Kalau sudah gagal……self-blame, mencela dirinya sendiri, mengutuki dirinya sendiri. Apalagi memaki dirinya sendiri. Hasilnya apa kalau sudah self-blame ? Tambah rendah diri, tambah minder, tambah low self-esteem, tambah negatif pikirannya, tambah penuh kecemasan, tambah penuh ketakutan, akhirnya tambah tidak maksimal dalam studi atau bekerja, kegagalan yang bertambah lagi.
Nah, Anda kenal dengan ciri-ciri orang seperti diatas? Atau Anda kenal sekali bahkan kenal dekat? ^_^
Nah disinilah kuncinya. Kenapa Kita kok repot-repot membahas identitas dan membahas hakekat diri. Bukankah yang penting hidup ini dijalani saja ? Untuk bisa menjalani saja hidup itu, Kita juga harus tahu siapa diri kita. Kita ada di posisi yang mana. Kebisaan kita apa. ketidakbisaan kita apa. Kita juga harus mengerti itu kalau tidak nanti kita jatuh pada kegagalan, terus menyalahkan diri sendiri, akhirnya rendah diri, akhirnya pikirannya tambah negatif, tambah takut, plus cemas, kerjanya nggak maksimal, tambah menyalahkan diri.
Nah, ini adalah lingkaran setan. Semoga kita bisa memutus lingkaran setan ini. Amiin.
Ingat. Allah SWT menciptakan kita itu sebagai makhluk yang paling dicintai dan paling dimuliakannya. Tidak ada manusia yang dilahirkan rendah dan layak direndahkan. Semua manusia dalam aspek kemanusiaannya hakekat dirinya sebagai manusia itu adalah MULIA. Perilaku dan tindakan kitalah yang membuat kita kemudian jadi rendah atau kemudian malah jatuh derajat kemanusiaan kita.
Jadi inilah dasar pengenalan diri. Untuk mengenal diri sebelum kita membangun identitas diri, kita harus punya self-esteem, self-worth dan self-opinion. Atau kebanggaan diri , penghargaan diri dan nilai pandangan tentang diri sendiri.
Colmar, 31 October 2022, autumn season.